Rabu, 06 Juni 2012

Kurang Menjual, Honda Urung Garap Pasar Hybrid  

TEMPO.CO, Karawang - Direktur Pemasaran PT Honda Prospek Motor, Jonfis Fandi, menegaskan setidaknya sampai 2014 mendatang Honda tidak akan meluncurkan mobil jenis hybrid karena jenis ini dinilai kurang menjual di Indonesia. "Contohnya Civic Hybrid sudah tidak ada lagi karena kurang sosialisasi," kata Jonfis usai acara groundbreaking pembangunan pabrik kedua Honda di Karawang, Senin, 4 Juni 2012.

Menurut Jonfis, mobil jenis hybrid membutuhkan banyak dukungan, baik dari media dan teknologi. "Wartawan pun harus tahu tentang apa itu hybrid. Kalau tidak tahu, susah menjualnya," katanya.

Hybrid adalah langkah besar menuju perubahan penggunaan bahan bakar. Dari bahan bakar fosil, dengan teknologi hybrid, pengguna kendaraan bisa menggunakan bahan bakar alternatif lain yang emisinya rendah, misalnya dengan bahan bakar nabati.

Jika ingin menciptakan hybrid, produsen mobil harus mengubah dan menambah beberapa komponen pabriknya. "Untuk saat ini pabrik Honda, baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun, tidak dilengkapi teknologi itu," kata Jonfis.

Walaupun sudah ada, Jonfis tidak yakin pengguna akan serta-merta langsung mengubah kebiasaan menggunakan Premium menjadi biofuel. "Di negara maju pun tidak seperti itu. Mereka butuh beradaptasi secara bertahap. Sosialisasi media juga sangat dibutuhkan," ujarnya.

Jonfis mengaku pihaknya belum didatangi Kementerian Perindustrian untuk membicarakan hybrid. "Kalau bincang-bincang biasa sudah sering itu pun membicarakan jenis mobil secara keseluruhan. Kalau soal hybrid tidak ada," katanya.

Hingga 2014 nanti, Honda masih berfokus menciptakan Honda Brio dan MPV yang diharapkan bisa merebut pasar low cost Indonesia. Sebanyak 85 persen komponennya dari suplier lokal.

"Tujuan pendirian pabrik lokal adalah mengembangkan industri lokal serta supaya bisa bersaing harga di pasar," kata Jonfis tanpa bisa menyebutkan berapa target produksinya. Yang jelas, secara keseluruhan Honda ingin meningkatkan jumlah produksi dari 60 ribu unit menjadi 180 unit per tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar