Rabu, 06 Juni 2012


 
 
ATPM memiliki prosedur penggantian oli transmisi secara berkala yang begitu lama. Sekitar 40.000 km hingga tidak perlu diganti selama transmisi tidak mengalami kendala. Hal ini dimungkinkan, bila mengingat sistem trasmisi matik telah dirancang untuk kondisi iklim tropis.

Pendinginan oli transmisi merupakan proses terpenting untuk menjaga transmisi agar dapat selalu bekerja optimal. Apalagi bila kendaraan kerap berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, dimana asupan udara segar begitu terbatas dan tingginya suhu di sekitar mobil.

Perilaku pengemudi untuk memindahkan posisi tuas ke N (Neutral) saat berhenti di tengah kemacetan, merupakan salah satu cara agar peningkatan suhu oli transmisi dapat sedikit diredam.

Dan kini, tramsmisi otomatis telah dirancang dengan modul pengatur sendiri sehingga tak hanya bersifat mekanikal. Kontrol elektrik pun sudah menjadi satu bagian tersendiri untuk mengatur kinerja transmisi otomatis selain secara mekanikal. Tak heran bila teknologi Grade Logic Control pada Honda atau mode Tiptronic hadir dari kepintaran sebuah unit pengontrol transmisi.

Namun, sesempurna sebuah sistem dirancang, kerusakan tetap dapat saja terjadi. Apa saja yang mungkin terjadi dengan transmisi otomatis mobil Anda? Silakan simak beberapa gejala kerusakan berikut ini.

 Indikasi: Entakan saat perpindahan gigi
Penyebab:
Agar perpindahan setiap gigi transmisi otomatis atau saat tuas berpindah posisi tetap halus tanpa terjadi hentakan, peranti solenoid control valve  berfungsi untuk meredam hal tersebut. Nah, bila kinerja solenoid  ini tidak optimal, entakan akan terjadi.

Selain itu, kerusakan pada control valve  juga dapat terjadi, dimana di dalamnya terdapat komponen per dan piston. Kerusakan seperti per patah atau piston macet dapat menjadi penyebab hentakan ini terjadi.

Indikasi: Mengunci di salah satu gigi
Penyebab:
Bila solenoid control valve  sudah tidak dapat lagi bekerja, kemungkinan mengunci di salah satu posisi gigi pun dapat terjadi. Kian diperparah, bila tuas perseneling tidak dapat digerakan akibat kerusakan komponen yang berjumlah 5 buah untuk transmisi otomatis 4-percepatan.

Indikasi: Perlu putaran tinggi agar mobil dapat berjalan
Penyebab:
Gejala seperti kopling selip ini pada transmisi manual, disebabkan oleh kerusakan pada sil di dalam transmisi. Bocornya sil membuat tekanan di saluran oli pada transmisi otomatis menjadi menurun. Efeknya, membuat pelumasan pada clutch  atau pelat kopling menjadi berkurang dan berakibat pada kerusakan.

Indikasi: Mobil tidak mau berakselerasi
Penyebab:
Terjadi kerusakan pada vehicle speed sensor.  Peranti elektronik ini memiliki fungsi sebagai safe mode  ketika temperatur mesin melebihi batas suhu kerjanya. Jadi bila kerusakan ini terjadi, maka modul transmisi akan memerintahkan untuk menjalankan ‘safe mode’ untuk memaksa pengemudi berhenti berkendara.

Kerusakan menerjang banjir
Air merupakan momok pada komponen bergerak di kendaraan, termasuk transmisi otomatis. Umumnya air bisa masuk melalui lubang ventilasi di transmisi. Bila pada mesin dilengkapi katup searah, tidak demikian dengan transmisi.

Bila selang hawa transmisi ini terbuka atau robek, kemungkinan air masuk menjadi lebih besar. Selain itu, sil pada kabel spidometer juga memungkinkan air menyusup masuk ke dalam transmisi. Dan bila hal ini yang terjadi, solenoid control valve  akan langsung diserangnya dan ketiga gejala di atas akan mungkin terjadi.

Selain itu, posisi vehicle speed sensor  di transmisi tergolong cukup rendah. Bila komponen ini terkena air, besar kemungkinan terjadi hubungan pendek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar