POROS PENGGERAK RODA
1.
Jenis-Jenis Poros
Penggerak Roda
a.
Poros
Penggerak Roda Depan/ Axle Shaft
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan poros pemutar roda-roda
penggerak yang berfungsi meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Axle shaft pada kendaraan dibedakan
menjadi dua yakni front axle shaft
(poros penggerak roda depan) dan rear
axle shaft (poros penggerak roda belakang). Pada kendaraan FF, front axle shaft sebagai driving axle shaft, sedangkan pada
kendaraan tipe FR, rear axle shaft sebagai
driving axle shaft. Pada kendaraan
4WD atau AWD, front axle shaft maupun
rear axle shaft sebagai driving axle shaft.
b.
Poros
Penggerak Roda Belakang/ Rear Axle Shaft
Roda belakang umumnya menumpu beban lebih berat daripada roda depan,
sehingga konstruksi poros penggerak rodanya juga relatif lebih kuat. Pemasangan
poros akan dipengaruhi oleh tipe/ jenis suspensi yang digunakan. Secara umum
tipe suspensi yang digunakan ada dua kelompok yaitu suspensi bebas (independent) dan suspensi kaku (rigid). Pada tipe suspensi independent, jenis axle shaft yang digunakan umumnya adalah tipe melayang (floating shaft type), dimana poros bebas
dari menumpu beban dan bebas bergerak mengikuti pergerakan roda akibat suspensi
kendaraan.
Gambar 13.
Konstruksi Poros Melayang
Pada suspensi rigid pada
umumnya menggunakan tipe poros memikul dimana axle shaft diletakkan di dalam
axle housing, yang dipasangkan berkaitan melalui bantalan.
Gambar 14.
Konstruksi Poros Memikul
Poros memikul terdiri dari 3 tipe, yaitu : full floating, three-quarter
floating dan semi-floating. Nama tipe poros tersebut mencerminkan kebebasan
poros untuk tidak menyangga beban kendaraan. Full floating berarti sepenuhnya
poros tidak menyangga beban, three-quarter floating berati ¾ beban kendaraan
tidak ditumpu oleh poros (poros menyangga ¼ beban) sedangkan semi floating
berarti poros hanya menumpu ½ beban.
Gambar 15.
Konstruksi poros memikul model full floating
Pada tipe ini bantalan-bantalan dipasangkan diantara haousing dan wheel
hub, sedangkan roda dipasangkan pada hub. Beban kendaraan sepenuhnya ditumpu
oleh axle housing, sedangkan poros roda tidak memikul beban, hanya berfungsi
menggerakkan roda. Model ini sangat bagus untuk kendaraan berbeban berat.
Gambar 16.
Konstruksi poros memikul model three-quarter floating
Pada tipe three-quarter floating, hanya dipasangkan sebuah bantalan di
antara axle housing dan wheel hub. Roda dipasangkan langsung pada poros roda.
Hampir seluruh beban ditumpu oleh housing. Gaya lateral (lateral force) baru akan
bekerja pada poros/ axle bila kendaraan membelok.
Gambar 17.
Konstruksi poros memikul model semi floating
Tipe semi floating banyak dipakai pada kendaraan ringan. Hampir seluruh
beban kendaraan dipikul oleh axle shaft, demikian juga gaya lateral (lateral force) pada saat
kendaraan membelok. Bantalan dipasangkan diantara axle housing dan axle shaft,
sedangkan roda dipasangkan langsung pada axle shaft.
c.
Poros
Penggerak Roda Depan/ Front Axle Shaft
Pada kendaraan FF front axle berfungsi sebagai penggerak. Konstruksi
Front axle dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 18.
Konstruksi Poros Penggerak Depan
Poros penggerak roda adalah poros yang berfungsi sebagai pemindah tenaga
dari differential ke roda-roda. Pada
kendaraan tipe FF, poros penggerak harus memiliki 2 persyaratan, yaitu : harus
mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros penggerak yang
mengiringi gerakan roda naik dan turun; harus dapat memelihara operasi sudut
yang sama ketika roda depan dikemudikan dan harus memutar roda saat membentuk
kecepatan karena roda depan digunakan secara bersamaan untuk pengemudian dan
pemindahan tenaga.
Komponen/ sistem yang digunakan untuk memenuhi persyaratan tersebut
adalah universal joint tipe constant velocity joint (CV Joint)
Constant velocity joint adalah tipe universal joint yang memungkinkan
untuk digunakan pada kendaraan FF, dimana poros mampu meneruskan tenaga sambil
terjadi perubahan-perubahan sudut. Ada dua jenis CV joint, yaitu : birfield
joint dan tripod joint.
Gambar 19.
Konstruksi Birfield Joint
Konstruksi birfield joint adalah seperti gambar di atas. Inner race
dipasang ke dalam outer race yang berbentuk mangkuk dengan menahan enam bola
baja oleh suatu rangka.Tipe ini banyak digunakan karena konstruksinya yang
sederhana dan kapasitas pemindahannya cukup besar.
Gambar 20.
Konstruksi Tripod Joint
Sebuah tripod dengan tiga buah
trunnion shaft pada plane yang sama. Tiga buah roller dipasangakan pada
trunnion ini dan ke masing-masing roller dipasangkan tiga tulip dengan celah
paralel. Konstruksi ini juga sederhana dan umumnya dapat bergerak dalam arah
axial.
1)
Prinsip Kerja CV Joint
Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing-masing arah
memotong titik O dari titik pusat garis penggerak dan poros penggerak yang
selalu dihubungkan pada pusat garis P dari masing-masing bola baja. Hasilnya
putaran poros penggerak adalah selalu identik dengan poros yang digerakkan.
Gambar 21.
Prinsip Kerja
CV Joint
2)
Panjang
Poros Penggerak
Panjang poros penggerak
kiri dan kanan dapat sama maupun berbeda tergantung lokasi mesin dan transaxle. Apabila poros penggerak panjangnya tidak
sama, maka akan mudah terjadi getaran yang menimbulkan bunyi dan kurang nyaman.
Hal itu diatasi dengan beberapa metode yang antara lain dengan penggunaan
dynamic damper type, hollow shaft type dan intermidiate shaft
a) Dynamic damper type
Tipe poros penggerak ini
mempunyai dynamic damper yang dipasangkan pada bagian tengah poros yang panjang.
Dynamic damper dipasangkan pada poros
penggerak melalui bantalan karet. Saat poros penggerak bergetar atau terpuntir
maka damper yang diberikan cenderung ntuk berputar pada kecepatan konstan,
sehingga bantalan karet menyerap getaran dan puntiran.
Gambar 22.
Konstruksi
Poros Penggerak dengan dynamic damper
b) Hollow
shaft type
Gambar 23.
Konstruksi Poros Penggerak Tipe Berlubang
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||
|
c)
Intermediate shaft type
Poros penggerak tipe ini
digunakan pada kendaraan yang perbedaan jarak dua poros penggeraknya besar.
Gambar 25.
Poros Penggerak Depan dengan Intermediate Shaft
Kendaraan yang perbedaan
jarak dua poros penggeraknya besar, sistem kemudinya menjadi tidak stabil dan
mudah memuntir. Pada saat akselerasi, bagian depan kendaraan akan terangkat dan
sudut joint poros menjadi besar, sehingga momen yang ditimbulkan menyebabkan
roda tidak stabil dan sulit untuk dikendalikan.
Gambar 26.
Poros Penggerak
Depan Tanpa Intermediate Shaft
Salah satu usaha untuk
membuat roda stabil akibat perbedaan panjang poros, maka dipasangkan
intermediate shaft sehingga poros penggerak kiri dan kanan menjadi sama
panjang. Dengan metode ini sudut joint 1 dan 2 akan sama, sehingga momen yang
disebabkan aksi dari roda depan diimbangi dan kendaraan menjadi stabil dan
berjalan lurus.
Gambar 27.
Poros
Penggerak Depan Dengan Intermediate Shaft
D.
Latihan
1.
Gambarkan unit axle
shaft tipe full floating dan
sebutkan nama-nama komponennya!
2.
Jelaskan persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh
poros penggerak roda depan!
3.
Gambarkan konstruksi poros penggerak depan dengan intermediate shaft! Beri penjelasan
alasan dipergunakannya intermediate shaft!
4.
Gambarkan dan berikan penjelasan konstruksi CV-Joint tipe
Birfield!
Kunci Jawaban :
1.
Gambar unit axle shaft
dan nama-nama komponennya adalah sebagai berikut :
2.
Poros penggerak roda depan harus memenuhi persyaratan
mampu menyesuaikan/ menyerap perubahan panjang dari poros penggerak akibat roda
bergerak naik dan turun serta dapat berputar dengan stabil jika ada perubahan
sudut saat mengikuti arah roda membelok selama roda-roda digunakan untuk
pengemudian. Untuk memenuhi persyaratan tersebut dipasang universal joint tipe constant
velocity joint.
3.
Gambar poros penggerak roda dengan intermediate shaft
adalah sebagai berikut :
Kendaraan yang perbedaan
jarak dua poros penggeraknya besar, sistem kemudinya menjadi tidak stabil dan
mudah memuntir. Pada saat akselerasi, bagian depan kendaraan akan terangkat dan
sudut joint poros menjadi besar, sehingga momen yang ditimbulkan menyebabkan
roda tidak stabil dan sulit untuk dikendalikan.
Salah satu usaha untuk
membuat roda stabil akibat perbedaan panjang poros, maka dipasangkan
intermediate shaft sehingga poros penggerk kiri dan kanan menjadi sama panjang.
Dengan metode ini sudut joint 1 dan 2 akan sama, sehingga momen yang disebabkan
aksi dari roda depan diimbangi dan kendaraan menjadi stabil dan berjalan lurus.
4.
Gambar konstruksi CV-Joint tipe Birfield adalah sebagai
berikut :
Konstruksi birfield joint adalah seperti gambar di atas. Inner race
dipasang ke dalam outer race yang berbentuk mangkuk dengan menahan enam bola
baja oleh suatu rangka.Tipe ini banyak digunakan karena konstruksinya yang
sederhana dan kapasitas pemindahannya cukup besar.
Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing-masing arah
memotong titik O dari titik pusat garis penggerak dan poros penggerak yang
selalu dihubungkan pada pusat garis P dari masing-masing bola baja. Hasilnya
putaran poros penggerak adalah selalu identik dengan poros yang digerakkan.
E.
Rangkuman
1.
Axle shaft (drive shaft) atau poros penggerak
roda adalah poros yang berfungsi untuk memutarkan roda penggerak dan atau
digunakan untuk membantu menumpu sebagaian beban kendaraan.
2.
Ada dua tipe axle
shaft yaitu poros memikul dan poros mengambang (floating shaft type).
3.
Poros memikul terdiri dari tiga jenis yaitu semi
floating, three quarter floating dan full floating.
4.
Pada kendaraan FF pada poros penggerak roda dipasang universal joint tipe constant velocity joint karena poros
penggerak roda depan harus memenuhi persyaratan mampu menyesuaikan/ menyerap
perubahan panjang dari poros penggerak akibat roda bergerak naik dan turun
serta selama roda-roda digunakan untuk pengemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar