Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem
otomatik yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem
ini menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan
putaran mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah
gigi sehingga lebih nyaman dan santai. Contoh sistem transmisi otomatis / cvt (Mio, Spin, Vario,dll)
Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan sistim
pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan sehingga
bisa tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V-belt ini dibuat
sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran / debu dan air. Lubang
pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk
menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah banjir. (
baca MEKANIK 2 PRORAM REGULER 1 BLN disini ).
sistem transmisi otomatik sistem transmisi konventional
2. Kelebihan Utama Dari sistim CVT
Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi
dari mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio
yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor
transmisi konventional. Dengan sendirinya tidak terjadi hentakan yang
biasa timbul pada pemindahan gigi pada mesin-mesin konventional.
Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan mendaki yang baik.
Sistim CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang dihubungkan
dengan V-belt
Rangkaian Rute Tenaga
1. Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan V-belt memutar pulley secondary.
2. Untuk menggerakan roda belakang menggunakan kopling centrifugal yang akan memutar rumah kopling
3. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda,
direduksi melalui roda gigi perantara (gearbox) sehingga menghasilkan
dua tahap reduksi.
3. Konstruksi dan Fungsi
Sistim transmisi otomatik terdiri dari 2 bagian, yaitu :
A . Bagian Pulley Primary ( Pulley Pertama )
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel menyatu dengan
fixed sheave (kita sebut F sheave), yaitu bagian pulley yang diam dan
cam. Adapun sliding sheave (kita sebut S sheave) piringan pulley yang
dapat bergeser terdapat pada bagian collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider section.
Piringan pulley yang dapat bergeser ( S sheave ) akan menekan V-belt
keluar melalui pemberat (roller weight) karena gaya centrifugal dan
menekan ” S ” sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit
mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.
B . Bagian Pulley Secondary ( Pulley Kedua )
Terdiri dari piringan yang diam ( fixed sheave ) berlokasi pada as
primary drive gear melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch
carrier) terkopel pada bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley yang
dapat bergeser / sliding sheave menekan V-belt ke piringan yang diam (F
sheave ) melalui tekanan per.
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive gear. Pada saat
putaran langsam kopling centrifugal terlepas dari rumah kopling sehingga
putaran mesin tidak diteruskan ke roda belakang.
4. Sistem Pendinginan Pada Rumah V-Belt dan Bagian Sliding
A. Pendinginan V-Belt
Suhu dalam rumah V-belt sangat panas adapun panas yang ditimbulkan disebabkan oleh :
• Panas V-belt itu sendiri (adanya koefisien gesek / sliding pada bagian pulley)
• Koefisien gesek dari kopling centrifugal
• Panas karena mesin
• Lain-lain
Untuk itu pendinginan mutlak harus diberikan, sehingga diperlukan kipas
pendingin dan sirkulasi udara yang baik untuk mengurangi panas yang
timbul.
Panas yang timbul secara berlebihan akan merusakkan V-belt dan
mempengaruhi umur dari V-belt. Begitu juga kebersihan udara pendinginan
tidak kalah pentingnya oleh karena itu dilengkapi dengan saringan
udara untuk menyaring debu dan kotoran lain. Kemampuan pakai V-Belt
25.000 km.
B. Pelumasan Tipe Basah dan Tipe Kering Untuk Bagian Sliding
Penggerak sistim V-belt, terdiri dari banyak bagian yang bergeser untuk
itu sangat penting dilindungi dari keausan dan juga agar dapat
memberikan perbandingan ratio yang sesuai, sehingga system pelumasan
sangat penting. Untuk pelumasan basah pada bagian-bagian secondary, as,
bearing dan untuk pelumasan kering pada bagian pemberat dan sliding
bos. (baca Perawatan Motor Matic di sini)
5. Cara Kerja Sistem Penggerak CVT
A. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol
diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling
Centrifugal.
Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum mengembang.
Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat dari gaya
centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh rumah kopling
dan roda belakang tidak berputar.
B. Saat Mulai Berjalan
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya
centrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga
mengakibatkan sepatu kopling mulai menyetuh rumah kopling dan mulai
terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt di bagian pulley primary
pada posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley secondary pada
posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi
yang besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling
centrifugal menyentuh rumah kopling. Kopling centrifugal mulai
mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel penuh pada
putaran 4.700 ke 5.300 rpm
C. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai
bergerak keluar karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding
sheave ( piringan pulley yang dapat bergeser ) system fixed sheave
(piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran luar
dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary
membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.
Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter
pulley primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil
sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran
dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
D. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya
keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan
V-belt ke bagian sisi luar dari pulley primary (diameter membesar) dan
diameter pulley secondary semakin mengecil. Selanjutnya akan
menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada
pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang
semakin meningkat.
E. Cara Kerja Kopling Centrifugal Kering
Kopling terkopel : Sepatu kopling bergerak keluar dan memindahkan tenaga melalui gaya centrifugal.
F. Torsi Cam / Cam Penambah Torsi
Cam penambah torsi / torsi cam dapat disebut dengan nama “Sensor torque
“ perangkat ini dapat membuat sliding sheave / piringan yang dapat
bergeser secara otomatis bekerja jika torsi gaya putar yang besar
diperlukan, misalnya pada kondisi mendaki atau penambahan kecepatan.
Gambar dibawah ini ( gbr A ) menjelaskan pada pengoperasian kondisi
normal. Apabila jalan mendaki atau penambahan percepatan beban roda
belakang akan bertambah berat maka sliding sheave / piringan yang dapat
bergeser pada pulley secondary akan tergeser ke depan disebabkan
adanya alur torsi cam yang mengarahkan kedalam sehingga diameter pulley
secondary akan membesar dan torsi roda belakang akan bertambah besar (
seperti pada gbr B ).
G. Gear Reduksi
Untuk menghasilkan total perbandingan putaran yang ideal antara poros
engkol dan roda belakang diperlukan gear reduksi dengan dua kali
reduksi. Tipe pertama roda gigi miring / helical gear untuk mengurangi
noise, adapun untuk gear main axle dan gear drive axle dengan tipe roda
gigi lurus / spur gear.
Untuk gear reduksi ini menggunakan pelumasan yang ada didalam gearbox yang terpisah dengan rumah V-belt dan rumah rem.
Perawatan sistim perapat / sealing
(A) Bagian seal oli
Kehalusan permukaan as ( crankcase, collar as drive. Bos secondary fixed sheave )
Pada saat pemasangan periksa dari kondisi seal oli
Komponen yang tidak boleh tersentuh oli :
a. V-belt, permukaan piringan primary dan secondary . Sebab : Timbul suara noise slip
b. Kopling centrifugal dan rumah kopling . Sebab : Clutch judder / kopling bergetar
(B) Bagian dalam ruang V- Belt
Proses pemasangan : Pemasangan yang kurang tepat
(C) Lain – lain
Proses pemasangan : Gasket tidak terpasang, o-ring motor starter putus / sobek.
Aus Pada Bagian Yang Bergeser / Sliding
Perubahan ratio berubah tergantung dari tenaga tekan pada bagian
piringan yang dapat bergeser / sliding sheave. Sehingga kelancaran
geser adalah salah satu faktor yang mempengaruhi variasi perubahan,
untuk itu bagian-bagian yang bergeser perlu perhatian khusus pada saat
perawatan juga harus dihindarkan dari kebocoran bagian seal.
Bagian penting pada bagian yang bergeser :
1. Bagian Primary
Sliding section : Surface roughness/looseness of s.sheave fitted section
Roller weight section : Surface roughness of cam surface (s.sheave and cam)
Fitted section : Outside diameter accuracy and roughness of collar
: Inside diameter accuracy and roughness of s.sheave bush
Sheave surface and V-belt : Roughness of sheave surface
2. Bagian Secondary
Torque cam section : Roughness of groove and pin
Fitted section : Outside diameter accuracy and roughness of collar
: Inside diameter accuracy and roughness of s. Sheave bush sheave and s.sheave
Heave surface and V-belt : Roughness of sheave surface
Tidak ada komentar:
Posting Komentar